Monday, April 30, 2012

KERANGKA KONSEPTUAL IFRS DAN KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN KUALITATIF


erangka Konseptual IFRS

Kerangka Konseptual IFRS
Kerangka: 
• mendefinisikan tujuan laporan keuangan 
• mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna 
• mendefinisikan unsur-unsur dasar laporan keuangan dan konsep-konsep untuk mengakui dan mengukur mereka dalam laporan keuangan
• menyediakan konsep pemeliharaan modal

[Framework, ayat 1, selanjutnya disingkat F.1]

Tujuan umum Laporan Keuangan

Tujuan umum laporan keuangan entitas bisnis (baik dalam sektor publik atau swasta) adalah mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan setidaknya setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan informasi umum dari berbagai pengguna di luar entitas. Oleh karena itu, Kerangka ini tidak selalu berlaku untuk tujuan khusus laporan keuangan seperti laporan kepada aparat pajak, laporan kepada badan pengawas pemerintah, prospektus untuk penawaran sekuritas, dan laporan untuk kombinasi bisnis.

Pengguna dan Kebutuhan Informasi

Kelas utama pengguna laporan keuangan adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur perdagangan lainnya, pelanggan, pemerintah dan badan-badan mereka serta masyarakat umum. Semua pengguna dengan kategori ini bergantung pada laporan keuangan untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan. [F.9] 
Kerangka ini juga menyimpulkan bahwa investor adalah penyedia modal risiko kepada entitas sehingga laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan untuk pengguna lain. [F.10] Informasi yang berguba untuk semua kelompok-kelompok pengguna ini adalah ketertarikan mereka pada kemampuan dari suatu badan untuk menghasilkan kas dan setara kas serta waktu dan kepastian arus kas masa depan.

The Framework mencatat bahwa laporan keuangan tidak dapat memberikan semua informasi yang pengguna perlukan dalam membuat keputusan ekonomi. Untuk satu hal, laporan keuangan menunjukkan dampak keuangan dari peristiwa dan transaksi masa lalu, sedangkan keputusan sebagian besar pengguna laporan keuangan adalah membuat keputusan yang berhubungan dengan masa depan. 
Lebih jauh lagi, laporan keuangan hanya memberikan sejumlah non-informasi keuangan yang terbatas yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. 
Walaupun semua kebutuhan informasi dari kelompok-kelompok pengguna tersebut tidak dapat dipenuhi, ada kebutuhan informasi yang umum bagi semua pengguna, dan tujuan umum laporan keuangan berfokus pada pemenuhan kebutuhan ini.

Tanggung jawab atas Laporan Keuangan

Manajemen dari sebuah entitas memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan entitas tersebut. [F.11]

Tujuan dari Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang berguna untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan ekonomi. [F.12-14]

Posisi Keuangan

Posisi keuangan suatu entitas dipengaruhi oleh kontrol sumber daya ekonomi, struktur keuangan, dengan likuiditas dan solvabilitas, dan kapasitas untuk beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan di mana ia beroperasi. [F.16] 
Neraca menyajikan informasi semacam ini. [F.19]


Kinerja 
Kinerja adalah kemampuan dari suatu badan untuk memperoleh keuntungan dari sumber daya yang telah diinvestasikan ke dalamnya. Informasi tentang jumlah dan variabilitas laba membantu dalam memprediksi arus kas masa depan dari entitas yang ada dalam perkiraan sumber daya dan potensi tambahan arus kas dari sumber daya tambahan yang dapat diinvestasikan dalam entitas. [F.17]
Kerangka ini menyatakan bahwa informasi tentang kinerja terutama diberikan dalam laporan laba rugi. [F.19] IAS 1 menambahkan keempat dasar laporan keuangan, pernyataan yang menunjukkan perubahan ekuitas.

Perubahan dalam Posisi Keuangan 
Pengguna laporan keuangan mencari informasi tentang investasi, pembiayaan dan aktivitas operasi bahwa suatu entitas telah beroperasi selama periode pelaporan. Informasi ini membantu dalam menilai seberapa baik entitas mampu menghasilkan kas dan setara kas dan bagaimana menggunakan arus kas tersebut. [F.18] 
Pernyataan arus kas memberikan informasi seperti ini. [F.19]

Tambahan catatan dan Jadwal

Laporan keuangan juga berisi catatan dan jadwal tambahan dan informasi lain bahwa (a) menjelaskan item dalam neraca dan laporan pendapatan, (b) mengungkapkan risiko dan ketidakpastian yang mempengaruhi entitas, dan (c) menjelaskan kewajiban setiap sumber daya dan tidak diakui dalam neraca. [F.21]

Asumsi yang mendasari

Kerangka ini menetapkan asumsi-asumsi yang mendasari laporan keuangan: 
• Basis Akrual. Transaksi dan peristiwa lain diakui ketika mereka terjadi, bukan pada saat kas atau yang ekuivalen dengan kas diterima atau dibayar, dan mereka dilaporkan dalam laporan keuangan periode yang terkait. [F.22] 
• Going Concern. Laporan keuangan menganggap bahwa suatu entitas akan terus beroperasi tanpa batas waktu atau, jika tidak, pengungkapan dan pelaporan dasar yang berbeda diperlukan.[F.23]

Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan 
Karakteristik ini adalah atribut yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi investor, kreditur, dan lain-lain. Kerangka mengidentifikasi empat karakteristik kualitatif pokok: [F.24] 
• Understandability 
• Relevansi 
• Keandalan 
• Keterbandingan

Understandability 
Informasi harus disajikan dengan cara yang mudah dipahami oleh pengguna yang memiliki pengetahuan tentang bisnis, kegiatan ekonomi, akuntansi dan yang bersedia untuk mempelajari informasi dengan tekun. [F.25]

Relevansi 
Informasi dalam laporan keuangan yang relevan adalah ketika hal tersebut mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Yaitu, hal tersebut dapat (a) membantu mereka mengevaluasi masa lalu, sekarang, atau kejadian masa depan yang berkaitan dengan suatu entitas (b) mengkonfirmasi atau mengoreksi masa lalu evaluasi yang telah mereka buat. [F.26-28] 
Materialitas adalah komponen relevansi. Informasi adalah material jika kelalaian atau kesalahan pernyataan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. [F.29] 
Ketepatan waktu adalah komponen lain relevansi. Untuk menjadi berguna, informasi harus diberikan kepada pengguna dalam jangka waktu yang kemungkinan besar dapat mempengaruhi keputusan mereka. [F.43]

Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan dapat diandalkan jika hal tersebut bebas dari kesalahan dan bias dan dapat diandalkan oleh pengguna untuk mewakili peristiwa dan transaks.[F. 31-32] 
Kadang-kadang ada tradeoff antara relevansi dan keandalan - dan penghakiman diperlukan untuk memberikan keseimbangan yang tepat. [F.45]

Keandalan dipengaruhi oleh penggunaan perkiraan dan ketidakpastian yang terkait dengan item yang diakui dan diukur dalam laporan keuangan. Ketidakpastian ini ditangani dengan, sebagian, dengan pengungkapan dan sebagian, dengan menjalankan prinsip kehati-hatian dalam menyusun laporan keuangan. Kehati-hatian adalah dimasukkannya tingkat kehati-hatian dalam pelaksanaan penilaian yang diperlukan dalam membuat perkiraan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau pendapatan tidak dilebih-lebihkan dan kewajiban atau pengeluaran yang tidak sederhana. Namun, kebijaksanaan hanya dapat dilakukan dalam konteks karakteristik kualitatif lainnya dalam Kerangka, terutama relevansi dan representasi setia transaksi dalam laporan keuangan. Kebijaksanaan tidak membenarkan disengaja berlebihan dari kewajiban atau pengeluaran, atau sengaja meremehkan aset atau pendapatan, karena laporan keuangan tidak akan netral dan, karenanya, tidak memiliki kualitas kehandalan. [F.36-37]

Keterbandingan 
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan dari suatu badan dari waktu ke waktu sehingga mereka dapat mengidentifikasi tren dalam posisi keuangan dan kinerja. Pengguna harus juga dapat membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. Pengungkapan kebijakan akuntansi yang penting untuk perbandingan. [F.39-42]

KERANGKA KONSEPTUAL IFRS

IFRS - Kerangka Konseptual

Friday, February 17, 2012
IFRS - Kerangka konseptual dibagi menjadi 3 level
• First Level = Basic objective
• Second Level = Karakteristik keuangan dan Unsur Iaporan keuangan
• Third Level = Recognition, measurement, and disclosure concepts

First Level
Basic objective - Untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor sekarang dan potensial, lenders dan kreditur lain dalam pengambilan keputusan dalam kapasitasnya penyedia modal.

Second Level
1. Karakteristik kualitatif
• IASB mengidentifikasi karakteristik kualitatif informasi akuntansi untuk membedakan informasi yang lebih baik (lebih berguna) dan lnformasi yang inferior (kurang bermanfaat) untuk keperluan pembuatan keputusan.
• Fundamental qualities:  
a. Relevance:  
> Predictive Value : membantu meramalkan hasil-hasil yang akan diperoleh di masa-masa yang akan datang.  
> Confirmatory Value : membantu mengkonfirmasi kebenaran ekpektasi sebelumnya.  
b. Faithful Representation:  
> Completeness: menyajikan semua informasi yang penting untuk memenuhi kriteria penyajian secara wajar.  
> Neutrality: informasi laporan keuangan tidak dibuat atas dasar kepentingan salah satu pihak.  
> Free from error: informasi laporan keuangan bebas dari kesalahan.
• Enhancing qualities:  
a. Comparability: Laporan keuangan harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan dari perusahaan lain yang sejenis atau dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau juga sering disebut dengan consistency  
b. Verifiability: laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh akuntan-akuntan lain dengan metode-metode  
yang sama, dapat diuji.
c. Timeliness: laporan keuangan disajikan secara tepat waktu yaitu sebelum keputusan akan dibuat.  
d. Understandability: Harus dapat dipahami oleh orang-orang yang mengerti masalah akuntansi dan bisnis atau oleh orang-orang yang ingin mempelajari dan menganalisa informasi yang disajikan.

2. Unsur-unsur laporan keuangan  
a. Assets: manfaat ekonomi masa datang
b. Liabilities: pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang 
c. Equity and net assets: nilai sisa antara selisih assets dan liabilities 
d. Revenues: aliran masuk atau perluasan assets
e. Expenses: aliran keluar atau penggunaan/penghabisan assets

Third Level  
Recognition, measurement, and disclosure concept
• Asumsi Dasar  
a. Economic entity: Perusahaan merupakan entitas ekonomi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan unit bisnis lainnya.
b. Going concern: Perusahaan dianggap sebagai entitas yang memiliki kelangsungan hidup yang berkelanjutan sehingga perencanaan atas pembuatan laporan keuangan masa kini dan yang akan datang dilaksanakan terus-menerus.
c. Monetary unit: uang adalah common denominator  
d. Periodicity: Untuk tujuan laporan keuangan, sebuah entitas bisnis dibagi ke dalam periode-periode akuntansi.
e. Accrual basis of accounting: transaksi dicatat dalam periode di mana peristiwa terjadi.  

• Prinsip Dasar
a. Measurement  
* Cost - penyajian secara wajar dari jumlah yang dibayarkan untuk barang yang diterima.  
* Fair value - jumlah nilai dimana aset dapat ditukarkan antara pihak-pihak yang berpengetahuan dan bersedia dalam arm‘s length transaction.  
*lASB telah mengambil langkah yang memberikan perusahaan pilihan untuk menggunakan nilai wajar sebagai dasar untuk pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan.

b. Revenue recognition
Pendapatan harus diakui apabila kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan pengukuran dapat dilakukan secara andal.
c. Expense recognition
Pengeluaran atau penggunaan aset atau menimbulkan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang dan / atau memberikan jasa.
d. Full disclosure
Memberikan informasi yang penting dalam jumlah cukup yang dapat mempengaruhi penilaian dan keputusan dari pengguna informasi.

• Constraint
a. Biaya: biaya dan penyediaan mformasi harus mempertimbangkan manfaat yang dapat ditimbulkan dari menggunakannya.
b. Materialitas: suatu item dianggap material jika dimasukkannya atau kelalaian memasukkannya  akan mempengaruhi atau mengubah penilaian dari orang yang menggunakanny

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI


PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

                Investasi adalah pengaitan sumber –sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Dalam penggantian atau penambahan kapasitas pabrik misalnya, dana yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangka waktu yang panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yang lama.

                Jenis jenis investasi
                1.investasi yang tidak menghasilkan laba
                2.investasi yang tidak dapat diukur labanya
                3.investasi dalam penggantian equipment
                4.investasi dalam perluasan usaha

INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
                Dalam pengambilan keputusan investasi tertentu, misalnya dalam penggantian aktiva tetap yang didasarkan pada pertimbangan penghematan biaya, manajemen memerlukan informasi akuntansi manajemen yang berupa aktiva differensial dan biaya differensial. Informasi akuntansi differensial memberikan ukuran berapa jumlah dana tambahan yang akan ditanamkan dalam penggantian aktiva tetap tertentu, sedangkan biaya differensial memberikan ukuran penghematan biaya yang diperoleh dengan adanya penggantian aktiva tetap yang direncanakan tersebut.  Informasi aktiva differensial memberikan ukuran berapa jumlah dana tambahan yang akan ditanamkan dalam penggantian aktiva tetap tertentu, sedangkan pendapatan differensial dan biaya differensial memberikan ukuran kenaikan produktivitas yang diperoleh dengan adanya penggantian aktiva tetap yang direncanakan tersebut.
                Dalam prinsip akuntansi yang berterima umum, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya bunga modal sendiri justru harus dipertimbangkan.
                Biaya modal berbeda dengan kembalian investasi. Kembalian investasi terdiri dari bunga dan laba . bunga merupakan biaya uang (cost of money) sedangkan kembalian investasi menunjukkan hasil yang diperoleh karena resiko dan ketidakpastian yang ditanggung oleh investor. Biaya modal merupakan kriteria penerimaan minimum modal yang ditanamkan untuk menghasilkan laba. Perusahaan harus paling tidak dapat menutup biaya uang sebelum memperoleh laba dari investasi.
                Dibawah ini adalah contoh perhitungan biaya differensial dalam keputusan investasi penggantian mesin.
                Manajemen puncak PT  X mempertimbangkan akan mengganti salah satu mesin, dengan mesin baru. Perbandingan biaya operasi mesin lama dengan biaya operasi mesin baru per tahun dan perhitungan biaya differensial, serta kenaikan produktivitas dengan penggunaan mesin baru.
Mesin lama
Mesin baru
Biaya differensial tunai
Pendapatan
differensial
Informasi akuntansi differensial


Biaya bahan bakar
Rp. 1.000
Rp.750
Rp.250


Biaya tenaga kerja
1.200
800
400


Biaya pemeliharaan
750
400
350


Total biaya operasi
2.950
1.950
1.000

Rp.1.000
Pendapatan
5.500
6.000

500
500
total






                Dari gambar diatas, perhitungan biaya differensial tunai tidak mempertimbangkan perbedaan biaya depresiasi mesin lama dengan biaya depresiasi mesin baru, karena biaya tersebut bukan merupakan biaya keluar dari saku. Perbedaan biaya tersebut tidak merupakan unsure biaya differensial yang harus dipertimbangkan dalam keputusan investasi, namun diperhitungkan ke dalam arus kas masuk sebagai dampak pajak (tambahan atau pengurangan pajak penghasilan yang harus dibayar oleh perusahaan ) sebagai akibat perbedaan biaya depresiasi.
                Jika misalnya harga beli dan biaya pemasangan mesin baru tersebut berjumlah Rp.10.000.000 dan diperkirakan berumur ekonomis 4 tahun, maka yang harus dipertimbangkan oleh manajemen puncak dalam pengambilan keputusan investasi penggantian mesin tsb adalah :
a.       Apakah penghematan biaya tunai dan tambahan pendapatan sebesar Rp, 1.500.000per tahun selama umur ekonomis mesin baru tsb cukup memadai jika dibandingkan dengan investasi yang akan dilakukan sebesar Rp.10.000.000 ? jawaban ini diperoleh dengan menggunakan average return on investment method, present value method, atau discounted cash flows method.
b.      Apakah investasi sebesar Rp.10.000.000 tsb akan dapat kembali dalam waktu yg diinginkan, jika penghematan biaya tunai dan pendapatan differensial dari investasi per tahun sebesar Rp. 1.500.000? jawaban ini diperoleh dengan menggunakan pay back period method.

PAJAK PENGHASILAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI
                Jika suatu usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tambahan pendapatan, maka disisi lain biaya differensial (penghematan biaya) atau pendapatan differensial (tambahan pendapatan) ini akan mengakibatkan tambahan laba differensial, yang akan mengakibatkan tambahan pajak penghasilan yang akan akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena nya, dalam memperhitungkan arus kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya, atau tambhan pendapatan tsb.

                KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
                Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi differensial sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Investasi dipilih manajemen berdasarkan model pengambilan keputusan yang mendasarkan pada jangka waktu pengambilan investasi atau kemampuan investasi dalam menghasilkan laba.
                Dalam keputusan penambahan aktiva tetap, informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalh aktiva differensial, yang merupakan tambahan besarnya investasi yang dilakukan dalam aktiva tetap yang baru, dan pendapatan differensial yang berupa tambahan pendapatan yang dihasilkan dengan adanya tambahan aktiva tetap tersebut , serta biaya differensial yang berupa tambahan biaya yang akan dikeluarkan dalam mengoperasikan aktiva tersebut.  Selisih antara pendapatan differensial dengan biaya differensial serta dampak pajak penghasilan sebagai akibat dari adanya pendapatan differensial dan biaya differensial selama umur ekonomis aktiva tetap tersebut kemudian dibandingkan dengan aktiva differensial untuk mempertimbangkan jangka waktu pengembalian investasi atau menguntungkan tidaknya tambahan aktiva tetap tersebut.
                Ada beberapa  metode untuk menentukan perlu atau tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternative investasi. 4 metode antara lain :
1.       Pay Back
2.       Average return on investment
3.       Present value
4.       Discounted cash flows

Pay Back Method
Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti : payoff method dan payout method.
Dalam payback method ini, factor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen, jumlah kas masuk bersih rata-rata per tahun atau biaay differensial tunai yang berupa penghematan tunai (cash savings) per tahun yang diperoleh dari investasi, dapat menutupi investasi yang direncanakan.
                Rumus perhitungan nya dapat dibagi menjadi 2 kelompok ;
1.       Rumus perhitungan pay back period yang belum memperhitungkan unsur pajak penghasilan
Jika pajak penghasilan belum diperhitungkan dalam penentuan pay back period, dalam investasi untuk perluasan usaha, pay back period dihitung dengan rumus sbb :

Pay back period (dalam setahun) =          investasi
                                                                                                Laba tunai rata rata per tahun
                Dalam rumus  perhitungan pay back period tersebut, pembilang yang berupa investasi merupakan kativa differensial yang direncanankan dalam usulan investasi perluasan usaha, dan penyebut yang berupa laba tunai merupakan pendapatan differensial dikurangi dengan biaya differensial tunai. 

        2.Rumus perhitungan pay back period yang memperhitungkan unsur pajak penghasilan
                Rumus nya adalah sbb :
               
                Pay back period (dalam tahun) =    investasi
                                                                                    Kas masuk bersih

                Dalam perhitungan pay back period pada gambar 6.6 terdapat dua unsur yang diperhitungkan:
  • Pengeluaran kas bersih (nett cash outlays)
  • Penghematan tunai (cash saving)
Pengeluaran kas bersih (nett cash outlays). Dalam investasi tersebut diatas, pada saat penggantian, disatu pihak perusahaan akan memperoleh aktiva diferensial dengan pengeluaran uang untuk membeli truk barusebesar Rp.5.000.000, namun dilain pihak akan terdapat biaya kesempatan (opportunity cost) karena perusahaan  akan menerima uang hasil penjualan truk lama Rp. 700.000 dan penghematan pajak sebesar Rp.105.000 sebagai akibat terjadinya kerugian dalam penjualan truk lama. Menurut undang-undng Pajak Penghasilan, kerugian akibat penjualan aktiva tetap dapat diperhitungkan dalam penentuan laba kena pajak jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Jika tarif pajak penghasilan dikenakan terhadap perusahan tersebut sebesar 35% dari laba kena pajak, maka berarti penghematan pajak dalam investasi penggantian truk tersebut adalah sebesar Rp.105.000 (35% * Rp.300.000).

Aktiva diferensial (harga beli truk baru)                                                          Rp.5.000.000
Biaya kesempatan (opportunity cost)
Hasil penjualan truk lama                                                            Rp.700.000
Penghematan pajak atas kerugian
penjualan truk lama:35% * Rp.300.000                                      Rp.105.000
                                                                                                                            Rp.805.000

pengeluaran kas bersih (nett cash outlay)Rp.4.195.000

Biaya diferensial tunai (penghematan tunai) per tahun
Penghematan biaya operasi tunai truk per tahun                      Rp.3.200.000

Kenaikan pajak penghasilan
Kenaikan pajak (tax loss) karena adanya
penghematan biaya
operasi truk = 35%* Rp.3.200.000                     Rp.1.120.000
Penghematan pajak (tax saving) karena kenaikan
biaya depresiasi
truk per tahun: 35%* Rp.1.000.000                       Rp.350.000
    Jumlah kenaikan pajak per tahun                                             Rp.770.000
Biaya diferensial tunai dan pajak
 (penghematan tunai atau cash saving) pertahun                                                                                                                                                                             Rp.2.430.000
Pay back period (4.195.000/2.430.000)                                                                1,7 tahun

Gambar 6.6 perhitungan pay back period dalam investasi penggantian ekipmen dengan memperhitungkan pajak penghasilan

Penghematan tunai (cash saving). Biaya diferensial yang berupa penghematan tunai yang diperoleh perusahaan yang diperoleh perusahaan setiap tahun dari operasi truk baru tersebut adalah sebesar Rp.3.200.000. tapi dengan adanya penghematan biaya ini, dalam tahun-tahun berikutnya sejak penggantian truk karena adanya kenaikan biaya depresiasi dianggap bahwa sisa umur truk lama sama dengan umur ekonomis truk baru, dan nilai buku truk baru sama dengan nol. Kenaikan biaya depresiasi pada tahun-tahun setelah penggantian disajikan pada gambar 6.7

Saat penggantian: Biaya depresiasi truk baru
1.250.000
1.250.000
1.250.000
1.250.000
 Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4

Nilai buku truk lama Rp.1.000.000: biaya depresiasi truk lama seandainya truk lama masih dipakai
250.000
250.000
250.000
250.000
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4

Turunnyan laba kena pajak: Biaya depresiasi truk prtahun menjadi lebih tinggi Rp.1 juta dan akibatnya laba pajak lebih rendah dalam jumlah yang sama
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4

Gambar 6.7 dampak biaya terhadap laba kena pajak

Laba kena pajak per tahun sejak saat penggantian disatu pihak akan lebih rendah Rp.1.000.000 (karena biaya depresiasi yang tinggi). Namun dia lain pihak laba akan lebih tinggi Rp.3.200.000 per tahun karena adanya penghematan biaya operasi tunai truk. Oleh karena itu ditinjau dari segi pajak penghasilan, terdapat penghematan pajak nsebesar Rp.350.000 per tahun (35% * 1.000.000), tapi dilain pihak perusahaan mengalami kenaikan pajak pennghasilan sebesar Rp.1.120.000 (35% * 3.200.000) akibat adanya penghematan biaya operasi tunai dengan menggunakan truk baru.

Kebaikan pay back method
  1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit untuk diperkirakan, maka tes dengan metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
  2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
  3. Metode ini merupakan alat yang sederhana yntuk memilih unsur-unsur investasi sebelum meningkat ke penilaian lebih lanjut dengan mempertimbangkan kemampuan investasi untuk menghasilkan laba seperti dalam present value method dan discounted cash flow method.

Kelemahan pay back method
  1. Metode ini tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Karena adanya perubahan tenaga beli uang, maka nilai uang yang diterima sekarang akan lebih berharga bila dibandingkan dengan jika uang tersebut diterima setahun kemudian. Uang yang diterima sekarang juga lebih berharga jika dibandingkan dengan uang yang akan diterima setahun lagi, karena adanya kesempatan untuk memutarkan uang tersebut untuk memperoleh kembalian (return) dalam usaha bisnis.
  2. Tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali. Bagaimanapun juga arus kas sesudah pay back period  merrupakan faktor yang menentukan dalam menghitung kemampuan suatu investasi untuk menghasikan laba. Metrode ini tidak mempertimbangkan laba dalam pengembalian investasi pokok. Jadi suatu proyek investasi yang dinilai tidak memenuhi syarat menurut metode ini belum tentu tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba.


Metode rata-rata kembalian investasi(average return on investment method atau unadjusted of return method)
Metode ini sering disebut accounting method atau financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi (accounting profit). Rumus perhitungan rata-rata kembalian investasi (average return of investment) adalah:
Rata-rata kembalian investasi = laba sebelum pajak 
 Rata-rata investasi

Laba sesudah pajak sama dengan laba tunai (cash profit) dikurangi dengan biaya depresiasi (capital recovery). Oleh karena itu rumus perhitungan tarif kembalian investasi (rate of return on investment) adalah:

Tarif kembalian investasi = rata-rata kembalian kas tahunan-penutupan investasi
                                                                          Rata-rata investasi

Dalam rumus-rumus tersebut diatas, dipakai investasi rata-rata (average capital investment) sebagai penyebut. Ada kalanya tarif kembalian investasi dihitung dengan rumus yang memekai investasi mula-mula (initial capital invest­­ment) sebagai penyebut.

Contoh 7
Suatu proyek investasi memerlukan investasi mula-mula Rp.10.000.000. umur ekonomis proyek diperkirakan 10 tahun tanpa nilai residu pada akhir tahun kesepuluh. Diperkirakan setiap tahun akan dapat diperoleh kas masuk (cash inflows) rata-rata sebesar Rp.4.000.000 sedangkan kas keluar (cash outflows), termasuk pajak, rata-rata sebesar Rp.2.500.000.

tarif kembalian investasi = (4.000.000 – 2.500.000) – (10.000.000/10)
                                                                     10.000.000
                                        = 5 %
jika dalam rumus tarif kembalian investasi tersebut diatas dipakai investasi rata-rata (average capital investment) sebagai penyebut, maka ada dua macam cara penghitungan rata-rata yang dapat ditempuh:
  • Investasi mula-mula ditambah investasi pada akhir tahun ke 10 dibagi dua:

      tarif kembalian investasi = (4.000.000 – 2.500.000) – (10.000.000/10)
     (10.000.000 + 0/2)
          =10%
  • Diperhitungkan investasi rata-rata setiap tahun dan jumlah investasi rata-rata setiap tahun kemudian dibagi dengan umur ekonomis proyek.

Contoh perhitungan investasi rata-rata adalah sebagai berikut:
Investasi rata-rata pada tahun ke-1:
        Investasi mula-mula                                                           Rp.10.000.000
        Investasi pada akhir tahun ke-1                                                 9.000.000
= (10.000.000 – 9.000.000)/2
                rata-rata investasi pada tahun ke-1                                                             9.500.000
 = (10.000.000 – 9.000.000)/2

investasi rata-rata pada tahun ke-2:
                investasi awal tahun ke-2                                                      Rp.9.500.000
                investasi pada akhir tahun ke-2                                                  8.500.000
 = Rp.9.500000-1.000.000
                rata-rata investasi pada yahun ke -2                                                           9.000.000
 = (9.500.000 + 8.500.000) / 2

investasi rata-rata pada tahun ke-3:
                investasi awal tahun ke-3                                                      Rp.8.500.000
                investasi pada akhir tahun ke-3                                                   7.500.000
= Rp.8.500.000 – 1.000.000
rata-rata investasi pada tahun ke-3                                                             8.000.000
= (8.500.000 + 7.500.000) / 2
perhitungan investasi rata-rata selama umur ekonomis proyek dapat dilihat pada gambar 6.8

tahun
Saldo investasi pada awal tahun (1.000)
Capital recovery (biaya depresiasi) (1.000)
Saldo investasi pada akhir tahun (1.000)
Investasi rata-rata pada tahun (1.000)
1
10.000
1.000
9.000
9.500
2
9.000
1.000
8.000
8.500
3
8.000
1.000
7.000
7.500
4
7.000
1.000
6.000
6.500
5
6.000
1.000
5.000
5.500
6
5.000
1.000
4.000
4.500
7
4.000
1.000
3.000
3.500
8
3.000
1.000
2.000
2.500
9
2.000
1.000
1.000
1.500
10
1.000
1.000
0
500
jumlah investasi rata-rata pertahun
50.000

Tarif kembalian investasi = (4.000.000 – 2.500.000) – (10.000 / 10)
                                                             50.000.000 / 10
                                         = 10%
kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut:
suatu investasi akan diterima jiaka tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak perusahaan..
jika pengambil keputusan belum memiliki batasan tarif kembalian investasi , maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah yang memberikan tingkat kembalian yang besar.

Kebaikan metode rata-rata kembalian investasi
Metode ini telah memperhitungkan arus kas selama umur proyek investasi.

Kelemahan metode rata-rata kembalian investasi
  1. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang
  2. Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi.
  3. Tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan dalam beberapa tahap

Present value method
Dalam keputusan penggantianaktiva tetap yang didasarkan pada pertimbangan penghematan biaya, informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalah biaya diferensial tunai, yang merupakan penghematan biaya operasi tunai di masa yang akan datang sebagai akibat penggantian aktiva tetap tersebut. Seperti tercantum dalam bab 3, perhitungan nilai tunai adalah sebagai berikut:

NT = AK    1
                 (1+i)n
­­­­ket:
NT = nilai tunai
AK = arus kas
i    = tarif kembalian investasi
n   = jangka waktu

faktor 1/(1+i)n­­ tercantum dalam suatu daftar bunga yang dibuat untuk berbagai tarif kembaliam dan jangka waktu.  Contoh daftar nilai tunai disajikan pada gambar 6.9

n/p
1%
2%
4%
6%
8%
10%
1
0,990
0,980
0,962
0,943
0,926
0,909
2
0,980
0,961
0,925
0,980
0,857
0,826
3
0,971
0,942
0,889
0,840
0,794
0,751
4
0,961
0,924
0,855
0,792
0,735
0,683
5
0,951
0,906
0,822
0,747
0,681
0,621
Dst.






Gambar 6.9 tabel nilai tunai Rp.1

Jadi uang Rp.1x yang akan diterima pada akhir tahun ke-3 apabila dinilaitunaikan sekarang pada tarif kembalian 2% pertahun akan menjadi bernilai Rp.1 / 1,0233 = Rp.1/ 1,061208 = Rp.0,942. atau secara singkat nilai tunai Rp.1 yang akan diterima pada akhir tahun ketiga adalah Rp.1 * 0,942 =Rp.0,942.
                Jika jumlah kas masuk bersih yang akan diterima dari proyek investasi tiap tahunnya sama, maka jumlah nilai tunai kas masuk bersih tampak pada gambar 6.10

Jumlah nilai kas masuk bersih selama tiga tahun tersebut adalah:

NT = y  1          +      y 1        +   y 1     
(1+i)            (1+i)2      (1+i)3

NT =  (1          +      1        +    1)    
          (1+i)            (1+i)2      (1+i)3

hasil penjumlahan  1          +       1        +    1     
                             (1+i)            (1+i)2       (1+i)3+............1
                                                                                      (1+i)n

contoh 8
tuan A merencanakan akan menginvestasikan uangnya dalam pembelian mobil penumpang seharga Rp.95.000.000. kendaraan tersebut diperkirakan berumur ekonomis 4 tahun dan pada akhir tahun keempat dianggap tidak bernilai residu. Perhitungan laba per tahun yang diproyeksikan dari usaha selama umur ekonomis tersebut disajikan dalam gambar 6.12

atas dasar arus kas masuk bersih setiap bulan yang diperkirakan sebesar Rp.46.500.000 per tahun, maka pada tarif kembalian 10% per tahun, jumlah nilai tunai kas masuk bersih tersebut disajikan pada gambar 6.13

Angka dalam rupiah


Pendapatan, laba dan biaya akuntansi

Arus kas masuk dan keluar
Taksiran pendapatan

78.000

78.000
Taksiran biaya operasi:




Biaya bahan bakar
10.000

10.000

Biaya tenaga kerja
4.000

4.000

Biaya reparasi dan pemeliharaan
3.000

3.000

Biaya lain
2.250

2.250

Biaya depresiasi
23.750



Total biaya operasi

43.000


Total boaya tunai



19.250
Taksiran laba bersih sebelum pajak

35.000


Laba tunai



58.750
Pajak penghasilan 35%*35.000

12.250

12.250
Laba bersih setelah pajak penghasilan

22.750







Kas masuk bersih



46.500






Gambar 6.12

Tahun
Kas masuk bersih pertahun
Tarif kembalian
Nilai tunai kas masuk bersih tahunan
1
46.500.000
0,909
42.268.500
2
46.500.000
0,826
38.409.000
3
46.500.000
0,751
34.921.500
4
46.500.000
0,683
31.759.500
Jumlah nilai tunai kas masuk bersih
147.358.500

Gambar 6.13 nilai tunai kas masuk bersih

Catatan:
  • Tarif kembalian yang tercantum dalam kolom 3 pada gambar 6.13 tersebut dari gambar 6.9
  • Apabila kas masuk bersih pertahun jumlahnya sama maka jumlah nilai tumai kas masuk bersih tiap tahun dapat dihitung dengan menggunakan tabel 6.11
  • Dari data dalam contoh 6, jumlah nilai kas masuk bersih dari proyek  tersebut adalah  46.500.000 * 3,170 = 147.405.000
  • Bila kas  masuk bersih setiap tahun tidak sama, perhitungan jumlah nilai tunai kas masuk bersih harus dilakukan dengan tabel 6.9


Contoh 10
Perusahaan mempertimbangkan akan menggantikan sebuah mesinnya dengan mesin baru yang lebih efisien. Harga pemerolehan mesin lama adalah sebesar Rp 8.800.000, sisa umur ekonomis mesin lama diperkirakan 5 tahun. Saldo depresiasi skumulasian mesin lama pada saat ini sebesar Rp 4.800.000. msin lama diperkirakan dapat dijual sekarang dengan harga Rp 1.600.000, sedangkan jika dijual lima tahun lagi hanya sebesar Rp200.000. biaya operasi tunai (cash operating expenses) dengan menggunakan mesin lama adalah sebesar Rp21.000.000 per tahun. Informasi yang berhubungan dengan mesin baru adalah sebagai berikut:

Harga beli ditambah biaya pemasangan                                                 Rp  6.225.000
Umur ekonomis                                                                                                                          5 tahun
Nilai residu                                                                                                                          Rp  3.000.000
Biaya operasi tunai per tahun                                                                                     Rp18.000.000


Contoh 11
Perusahaan memiliki sebuah ekuipmen. Direktur mempertimbangkan keputusan tetap mempertimbangkan pemakaian ekupmen tersebut ataukah menggantinya dengan yang baru. Apabila ekuipmen tersebut akan diganti dengan yang baru, Direksi memiliki dua alternative pilihan merk ekuipmen lama. Data yang terlah dikumpulkan dalam rangka pengambilan keputusan pemilihan investasi adalah sebagai berikut:

Alternative I: Tetap Memakai Ekuipmen Lama
Ekuipmen lama ini mampu menghasilkan produk sebanyak 10.000 unit setahun, yang harga jualnya Rp 7,80 per unit. Biaya produksi dan pemasaran adalah terdiri dari biaya tetap tunai (fixed cash cost) Rp20.000 setahun dan biaya variabel  Rp5 per unit produk. Apabila ekuipmen lama ini dijual sekarang, harga jualnya adalah Rp20.000. sisa umur ekonomis ekuipmen lama adalah 5 tahun. Pada akhir tahun ke-5 nanti, ekuipmen tersebut diperkirakan masih dapat dijual dengan harga Rp3.500. Harga beli ekuipmen lama adalah Rp28.000 sedangkan nilai bukunya pada saat ini adalah Rp24.000.

Alternative II: Menggunakan Ekuipmen Baru Merk A
Dengan menggunakan ekuipmen merk A ini diperkirakan akan diperoleh penghematan biaya. Biaya produksi dan pemasaran dengan ekuipmen merk A terdiri dari biaa tetap tunai (fixwd cash cost) sebesar Rp35.000 setahun, dengan biaya variabel sebesar Rp3 per unit produk. Umur ekonomis ekuipmen A adalah 8 tahun. Harga beli dan biaya pemasangan ekuipmen A adalah sebesar Rp28.800. Nilai residu pada akhir tahun ke-5 ditaksur Rp5.000, sedangkan pada akhir tahun ke-8 ditaksir nilai residunya sama dengan nol. Perusahaan akan memakai metode sum-of-the-year’s digit dalam menghitung biaya depresiasi ekuipmen A ini.

Alternatif III: menggunakan Ekuipmen Baru Merk B
Penghematan biaya dengan memakai ekuipmen B ini diperkirakan lebih besar bila dibandingkan dengan ekuipmen merk A. Biaya tetap tunai diperkirakan Rp45.000 setahun, dengan biaya variabek Rp2 per unit produk. Harga beli ekuipmen B adalah Rp32.400. Harga jual ekuipmen B pada akhir tahun ke-5 diperkirakan Rp1.000. Ditaksir umur ekonomisnya 8 tahun, dengan nilai residu pada akhir tahun ke-8 sama dengan nol. Metode depresiasi yang dipakai untuk ekuipmen B adalah sum-of-the-year’s digit. Untukk memilih satu di antara ketiga alternative tersebut diatas perlu dihitung lebih dahulu arus kas masuk dan kas keluar dari masing-masing alternative tersebut.

Penghitungan Arus Kas Masuk Bersih Alternative I
1.       Jika perusahaan akan memilih tetap memakai ekuipmen lama, maka akan terjadi biaya kesempatan sebagai berikut:
a.       Kesempatan yang hilang untuk menerima penghasilan dari penjualan ekuipmen lama sebesar Rp20.000.
b.      Kesempatan yang hilang untuk memperoleh penghematan pajak akibat adanya kerugian seandainya ekuipmen tersebut dijual.

Nilai buku ekuipmen lama                            Rp24.000
Nilai jual                                                                   20.000
 

Rugi                                                                       Rp 4.000
Kerugian ini dapat diperhitungkan dalam penentuan laba kena pajak.

2.       Kas Masuk Bersih
Kas masuk bersih = Pendapatan diferensial – Biaya diferensial tunai – pajak*
Atau
KMB = PD – BDT – TP(PD – BDT – BDTT)

Catatan:
PD          = Pendapatan diferensial
BTD        = Biaya diferensial tunai
TP           = Tarif Pajak
BDTT = Biaya diferensial Tidak Tunai (non-cash diferencial expense penses, misalnya biaya depresiasi)
KMB      = PD – BDT – TP(PD – BDT – BDTT)
                = (PD – BDT) – TP(PD – BDT + TP(BDTT)
= (1 – TP) (PD – BDT) – TP(BDTT)

Rumus:
Kas masuk bersih = (1 – Tarif Pajak) (Pendapatan Diferensial – Biaya Diferensial Tunai) + (Tarif Pajak)(Biaya Diferensial tidak Tunai)

Dari data alternative I diketahui bahwa:
Pendapatan Diferensial:
Pendapatan penjualan = 10.000 x Rp7,8                                                 Rp78.000
Biaya Diferensial:
Biaya-biaya produksi & pemasaran:
Biaya tetap                                                                                         Rp20.000
Biaya variabel 10.000 x Rp5                                                               50.000
                                                                                                                                                Rp70.000
 

Pendapatan Diferensial-Biaya Tunai (PD – BDT)                                  Rp  8.000
 

Biaya depresiasi =  per tahun
Sehingga perhitungan kas masuk bersih alternative I adalah sebagai berikut:
KMB      = (1 - 35%)(78.000 – 70.000) + 35%(4.100)
                = 5.200 + 1.435 = 6.635

Laba tunai (Rp78.000 – Rp70.000)                                                                              Rp8.000
Kerugian pajak atas laba tunai 35% x Rp8.000                                          2.800
 

Laba tunai setelah pajak                                                                                               Rp5.200
Penghematan pajak atas biaya depresiasi 35% x Rp4.100                                   1.435
 

Kas masuk bersih alternative I                                                                    Rp6.635


Perhitungan Arus Kas Alternatif II
1.       Biaya produksi dan penjualan 10.000 unit produk dengan memakai ekuipmen A adalah:
Biaya tetap tunai                                                                                                      Rp35.000
Biaya variabel 10.000 x Rp3                                                                      30.000
                                                                                                                                        Rp65.000
Pendapatan 10.000 x Rp7,8                                                                      78.000
Pendapatan diferensial – biaya diferensial tunai (PD – BDT) Rp13.000
2.       Biaya depresiasi ekuipmen baru:
Rumus metode sum-of-the-year’s digit
Dt   = Depresiasi pada tahun ke-t
u     = Umur ekonomis
t      = Tahun ke-t
H     = kos aktiva tetap
NR  = Nilai Residu

Jadi biaya deprensial ekuipmen A adalah sebagai berikut:

Setelah tahun ke-5, nilai ekuipmen A sebesar Rp28.800 – Rp24.000 = Rp4.800. Jadi apabila pada tahun ke-5 dijual, maka akan diperoleh laba penjualan aktiva tetap sebesar Rp200 (Rp5.000 – Rp4.800) dan ditambahkan pada laba kena pajak. Jika kas masuk dank as keluar alternative II ini dibandingkan akan tampak pada Gambar berikut:
Perhitungan Arus Kas Alternatif III
1.       Biaya produksi dan pemasaran dengan menggunakan ekuipmen B adalah sebagai berikut:

Biaya tetap                                                                                                                 Rp45.000
Biaya variabel 10.000 x Rp2                                                                      20.000
Biaya diferensial                                                                                                       Rp65.000
Pendapatan diferensial                                                                                              78.000
Pendapatan diferensial – biaya diferensial tunai (PD – BDT) Rp13.000

2.       Biaya depresiasi ekuipmen B dihitung sebagai berikut:

3.       Perhitungan rugi potensial dari penjualan ekuipmen B pada akhir tahun ke-5 adalah sebagai berikut:

Kos                                                                                                                                 Rp32.400
Akumulasi depresiasi sampai dengan akhir tahun ke-5                                 27.000
Nilai buku                                                                                                                    Rp  5.400
Niali jual pada akhir tahun ke-5                                                                                1.000
Rugi yang dapat diperhitungkan dalam penentuan
Laba kena pajak                                                                                                Rp 4.400

Apakah perusahaan tetap menggunakan ekuipmen lama ataukah harus menggantinya dngan ekuipmen yang baru”, maka dasar pengambilan keputusannya adalah:
1.       Membandingkan nilai tunai bersih arus kas apabila ekuipmen lama tetap dipakai dengan nilai tunai bersih arus kas ekuipmen A yang baru.
2.       Menggunakan incremental approach: yaitu menghitung selisih arus kas alternative I dan alternative II, kemudian selisih tersebut dihitung jumlah nilai nya.

Kebaikan Present Value Method
1.       Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang.
2.       Dalam present value method semua arus kas selama umur proyek investasi diperhitungkan dalam pengambilan keputusan investasi.

Kelemahan Present Value Method
1.       Membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tarif kembalian investasi.
2.       Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama jumlah investasi yang ditanamkan di dalamna, nilai tunai arus kas bersih dalam rupiah tidak dapat dipakai sebagai pedoman.


Discounted Cash Flows Method
. Perbedaannya denagn present value adalah dalam present value method tarif kembalian (rate of return) sudah ditentukan lebih dahulu sebagai tarif kembalian, sedangkan dalam discounted cash flows method justru tarif kembalian ini yang dihitung sebagai dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi.
Dalam present value method, suatu rencana investasi akan diterima jika arus kas dari investasi diilai tunaikan pada terif kembalian terntu akan menghasilkan jumlah yang lebih besar dari investasi mula-mula dilakukan.

Contoh 12
Investasi direncanakan sebesar Rp4.600.000. Pendapatan diferensial dari investasi diperkirakan Rp17.000.000 per tahun dan biaya diferensial tunai dan pajak penghasilan atas biaya diferensial tidak tunai Rp15.200.000 per tahun (kas masuk bersih per tahun diperkirakan sebesar Rp1.800.000). Umur ekonomis ivestasi diperkirakan 4 tahun.
Persoalannya di sini adalah pada tariff kembalian berapa kas masuk bersih per tahun sebesar Rp1.800.000 tersebut harus dinilaitunaikan agar jumlah nilai tunainya sama dengan besarnya investasi (Rp4.600.000). Jika digambarkan dalam garis waktu, masalah tersebut di atas akan tampak pada Gambar berikut:

Persamaaan

= 2,556
Dari persamaan ini. Tariff kembalian dapat dicari dengan menggunakan table nilai tunai Rp1 yang diterima setiap tahun selama n tahun. Dari table tersebut pada baris n = 1 dicari angka-angka dalam kolom-kolom yang mendekati 2,556 adalah angka 2,589. Ternyata bahwa angka yang mendekati 2,556 adalah angka 2,589 (pada n = 4, p = 20%) dan angka 2,494 (pada n = 4, p = 22%).
Dengan cara interpolasi pada Gmbar berikut dapat diketahui tariff kembalian investasi.

Selisih nilai tunai sebesar Rp171.000 (Rp4.660.000 – Rp4.489.200) disebabkan perbedaan tariff kembalian sebesar 2% (22% - 20%). Jadi apabila selisih nilai tunainya Rp60.200 (Rp4.660.200 – Rp4.600.000), maka selisih tariff kembalian adalah sebesar 0,70% [(Rp60.200 : Rp171.000) x 2%]. Jadi tariff kembalian adalah sebesar 20,7% yaitu 20% + 0,7%. Tariff kembalian investasi sebesar Rp4.600.000 tersebut salam Cotoh 10 adalah sebesar 20,7% per tahun sehingga jika investor menghendaki tariff kembalia 10%, investasi tersebut secara ekonomis layak untuk diterima, kerena tariff kembalian investasi tersebut diperkirakan lebih besar dari tariff kembalian yang dikehendaki.
Bukti bahwa pada tariff kembalian 20,7% tersebut investasi dapat menghasilkan kembalian (return) dan menutup kembali investasi sebesar Rp4.600.000 dalam jangka waktu 4 tahun disajikan pada gambar berikut:
Jika arus kas masuk bersih setiap tahun tidak sama, maka tariff kembalian harus dihitung dengan metode coba-coba (trial and error) dengan menggunakan table lampiran 1.



About Me

My photo
palembang, sumatera, Indonesia
saya kelahiiran palembang 4 maret 1991 ..saat ini tengah menempuh pendidikan di Politeknik Neg.Sriwijaya Palembang Jurusan Akuntansi,,semester Akhir.. saya anak satu satunya dari keluarga saya :) tapi saya berusaha untuk tidak manja, dan sya pun nggk pernah d manja2in ortu , harus bisa mandirii,dari SD pun saya udh pergi sekolah sendiri, hingga sekarang pun bawa kendaraan sendiri. hhehe