Tuesday, December 25, 2012
Friday, October 12, 2012
Thursday, October 11, 2012
Audit Pemasaran
AUDIT
PEMASARAN
DEFINISI
Audit
Pemasaran yaitu pengujian komprehensif, sistematis, independen dan dilakukan
secara periodic terhadap lingkungan pemasaran, tujuan, strategi dan aktivitas
perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan peluang dan area permasalahan
yang terjadi, serta merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan
kinerja pemasaran perusahaan.
TUJUAN DAN MANFAAT AUDIT PEMASARAN
Tujuan utama
dari audit pemasaran :
·
Untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan
dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi ancaman
tersebut.
Manfaat yang
diperoleh dari audit ini :
·
Dapat memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran
perusahaan dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam pengeelolaan upaya
pemasaran yang masih memerlukan perbaikan.
TIPE AUDIT PEMASARAN
Ada 2 tipe
audit pemasaran
1. Audit
fungsional (Vertikal): Audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari
departemen pemasaran.
2. Audit
menyeluruh (Horizontal) yaitu melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi
pemasaran perusahaan.
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN AUDIT
Audit
pemasaran dapat mencakup enam wilayah utama dalam pemasaran sbb :
1. Audit
Lingkungan Pemasaran
2. Audit
Strategi Pemasaran
3. Audit
Organisasi Pemasaran
4. Audit Sistem
Pemasaran
5. Audit
Produktivitas Pemasaran
6. Audit Fungsi
Pemasaran
TAHAPAN-TAHAPAN
AUDIT PEMASARAN
Pada dasarnya pelaksanaan audit pemasaran bisa mengikuti tahapan
audit secara umum, yaitu :
1. Audit
Pendahuluan
2. Review dan
pengujian atas pengendalian manajemen perusahaan
3. Audit
Lanjutan
4. Pelaporan
PROSES MANAJEMEN PEMASARAN
Proses
manajemen pemasaran merupakan proses menganalisis peluang-peluang pasar,
memilih pasar sasaran, mengembangkan bauran pemasaran, dan mengelolah usaha
–upaya pemasaran
·
Menentukan
Konsumen Sasaran, meliputi
1.
Segmentasi Pasar
2.
Penetapan Pasar Sasaran
3.
Penentuan Posisi Pasar
·
Mengembangkan
Bauran Pemasaran, meliputi
1.
Produk (Product)
2.
Harga (Price)
3.
Tempat/Saluran Distribusi (Place)
4.
Promosi (Promotion)
·
Mengelola
upaya Pemasaran
Melibatkan 4 fungsi utama manajemen perusahaan, yaitu :
1.
Analisis Pemasaran
2.
Perencanaan Pemasaran
3.
Implementasi Pemasaran
4.
Pengendalian Pemasaran
PROGRAM
KERJA AUDIT
Program
audit memberikan landasan yang sistematis dalam audit sehingga pelaksanaan
audit dapat berjalan sesuai rencana. Program audit dibuat untuk setiap tahap
audit sesuai dengan informasi yang ingin diperoleh dalam setiap tahapan
tersebut.
Monday, April 30, 2012
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS DAN KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN KUALITATIF
erangka Konseptual IFRS
Kerangka Konseptual IFRS
Kerangka:
• mendefinisikan tujuan laporan keuangan
• mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna
• mendefinisikan unsur-unsur dasar laporan keuangan dan konsep-konsep untuk mengakui dan mengukur mereka dalam laporan keuangan• menyediakan konsep pemeliharaan modal
• mendefinisikan tujuan laporan keuangan
• mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna
• mendefinisikan unsur-unsur dasar laporan keuangan dan konsep-konsep untuk mengakui dan mengukur mereka dalam laporan keuangan• menyediakan konsep pemeliharaan modal
[Framework, ayat 1, selanjutnya disingkat F.1]
Tujuan umum Laporan Keuangan
Tujuan umum laporan keuangan entitas bisnis (baik dalam sektor publik atau swasta) adalah mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan setidaknya setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan informasi umum dari berbagai pengguna di luar entitas. Oleh karena itu, Kerangka ini tidak selalu berlaku untuk tujuan khusus laporan keuangan seperti laporan kepada aparat pajak, laporan kepada badan pengawas pemerintah, prospektus untuk penawaran sekuritas, dan laporan untuk kombinasi bisnis.
Pengguna dan Kebutuhan Informasi
Kelas utama pengguna laporan keuangan adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur perdagangan lainnya, pelanggan, pemerintah dan badan-badan mereka serta masyarakat umum. Semua pengguna dengan kategori ini bergantung pada laporan keuangan untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan. [F.9]
Kerangka ini juga menyimpulkan bahwa investor adalah penyedia modal risiko kepada entitas sehingga laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan untuk pengguna lain. [F.10] Informasi yang berguba untuk semua kelompok-kelompok pengguna ini adalah ketertarikan mereka pada kemampuan dari suatu badan untuk menghasilkan kas dan setara kas serta waktu dan kepastian arus kas masa depan.
The Framework mencatat bahwa laporan keuangan tidak dapat memberikan semua informasi yang pengguna perlukan dalam membuat keputusan ekonomi. Untuk satu hal, laporan keuangan menunjukkan dampak keuangan dari peristiwa dan transaksi masa lalu, sedangkan keputusan sebagian besar pengguna laporan keuangan adalah membuat keputusan yang berhubungan dengan masa depan. Lebih jauh lagi, laporan keuangan hanya memberikan sejumlah non-informasi keuangan yang terbatas yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan.
Walaupun semua kebutuhan informasi dari kelompok-kelompok pengguna tersebut tidak dapat dipenuhi, ada kebutuhan informasi yang umum bagi semua pengguna, dan tujuan umum laporan keuangan berfokus pada pemenuhan kebutuhan ini.
Tanggung jawab atas Laporan Keuangan
Manajemen dari sebuah entitas memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan entitas tersebut. [F.11]
Tujuan dari Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang berguna untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan ekonomi. [F.12-14]
Posisi Keuangan
Posisi keuangan suatu entitas dipengaruhi oleh kontrol sumber daya ekonomi, struktur keuangan, dengan likuiditas dan solvabilitas, dan kapasitas untuk beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan di mana ia beroperasi. [F.16]
Neraca menyajikan informasi semacam ini. [F.19]
Kinerja
Kinerja adalah kemampuan dari suatu badan untuk memperoleh keuntungan dari sumber daya yang telah diinvestasikan ke dalamnya. Informasi tentang jumlah dan variabilitas laba membantu dalam memprediksi arus kas masa depan dari entitas yang ada dalam perkiraan sumber daya dan potensi tambahan arus kas dari sumber daya tambahan yang dapat diinvestasikan dalam entitas. [F.17]
Kinerja adalah kemampuan dari suatu badan untuk memperoleh keuntungan dari sumber daya yang telah diinvestasikan ke dalamnya. Informasi tentang jumlah dan variabilitas laba membantu dalam memprediksi arus kas masa depan dari entitas yang ada dalam perkiraan sumber daya dan potensi tambahan arus kas dari sumber daya tambahan yang dapat diinvestasikan dalam entitas. [F.17]
Kerangka ini menyatakan bahwa informasi tentang kinerja terutama diberikan dalam laporan laba rugi. [F.19] IAS 1 menambahkan keempat dasar laporan keuangan, pernyataan yang menunjukkan perubahan ekuitas.
Perubahan dalam Posisi Keuangan
Pengguna laporan keuangan mencari informasi tentang investasi, pembiayaan dan aktivitas operasi bahwa suatu entitas telah beroperasi selama periode pelaporan. Informasi ini membantu dalam menilai seberapa baik entitas mampu menghasilkan kas dan setara kas dan bagaimana menggunakan arus kas tersebut. [F.18]
Pernyataan arus kas memberikan informasi seperti ini. [F.19]
Tambahan catatan dan Jadwal
Laporan keuangan juga berisi catatan dan jadwal tambahan dan informasi lain bahwa (a) menjelaskan item dalam neraca dan laporan pendapatan, (b) mengungkapkan risiko dan ketidakpastian yang mempengaruhi entitas, dan (c) menjelaskan kewajiban setiap sumber daya dan tidak diakui dalam neraca. [F.21]
Asumsi yang mendasari
Kerangka ini menetapkan asumsi-asumsi yang mendasari laporan keuangan:
• Basis Akrual. Transaksi dan peristiwa lain diakui ketika mereka terjadi, bukan pada saat kas atau yang ekuivalen dengan kas diterima atau dibayar, dan mereka dilaporkan dalam laporan keuangan periode yang terkait. [F.22]
• Going Concern. Laporan keuangan menganggap bahwa suatu entitas akan terus beroperasi tanpa batas waktu atau, jika tidak, pengungkapan dan pelaporan dasar yang berbeda diperlukan.[F.23]
Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik ini adalah atribut yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi investor, kreditur, dan lain-lain. Kerangka mengidentifikasi empat karakteristik kualitatif pokok: [F.24]
• Understandability
• Relevansi
• Keandalan
• Keterbandingan
Understandability
Informasi harus disajikan dengan cara yang mudah dipahami oleh pengguna yang memiliki pengetahuan tentang bisnis, kegiatan ekonomi, akuntansi dan yang bersedia untuk mempelajari informasi dengan tekun. [F.25]
Relevansi
Informasi dalam laporan keuangan yang relevan adalah ketika hal tersebut mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Yaitu, hal tersebut dapat (a) membantu mereka mengevaluasi masa lalu, sekarang, atau kejadian masa depan yang berkaitan dengan suatu entitas (b) mengkonfirmasi atau mengoreksi masa lalu evaluasi yang telah mereka buat. [F.26-28]
Materialitas adalah komponen relevansi. Informasi adalah material jika kelalaian atau kesalahan pernyataan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. [F.29]
Ketepatan waktu adalah komponen lain relevansi. Untuk menjadi berguna, informasi harus diberikan kepada pengguna dalam jangka waktu yang kemungkinan besar dapat mempengaruhi keputusan mereka. [F.43]
Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan dapat diandalkan jika hal tersebut bebas dari kesalahan dan bias dan dapat diandalkan oleh pengguna untuk mewakili peristiwa dan transaks.[F. 31-32]
Kadang-kadang ada tradeoff antara relevansi dan keandalan - dan penghakiman diperlukan untuk memberikan keseimbangan yang tepat. [F.45]
Keandalan dipengaruhi oleh penggunaan perkiraan dan ketidakpastian yang terkait dengan item yang diakui dan diukur dalam laporan keuangan. Ketidakpastian ini ditangani dengan, sebagian, dengan pengungkapan dan sebagian, dengan menjalankan prinsip kehati-hatian dalam menyusun laporan keuangan. Kehati-hatian adalah dimasukkannya tingkat kehati-hatian dalam pelaksanaan penilaian yang diperlukan dalam membuat perkiraan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau pendapatan tidak dilebih-lebihkan dan kewajiban atau pengeluaran yang tidak sederhana. Namun, kebijaksanaan hanya dapat dilakukan dalam konteks karakteristik kualitatif lainnya dalam Kerangka, terutama relevansi dan representasi setia transaksi dalam laporan keuangan. Kebijaksanaan tidak membenarkan disengaja berlebihan dari kewajiban atau pengeluaran, atau sengaja meremehkan aset atau pendapatan, karena laporan keuangan tidak akan netral dan, karenanya, tidak memiliki kualitas kehandalan. [F.36-37]
Keterbandingan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan dari suatu badan dari waktu ke waktu sehingga mereka dapat mengidentifikasi tren dalam posisi keuangan dan kinerja. Pengguna harus juga dapat membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. Pengungkapan kebijakan akuntansi yang penting untuk perbandingan. [F.39-42]
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS
IFRS - Kerangka Konseptual
IFRS - Kerangka konseptual dibagi menjadi 3 level
First Level
• First Level = Basic objective
• Second Level = Karakteristik keuangan dan Unsur Iaporan keuangan
• Third Level = Recognition, measurement, and disclosure concepts
Basic objective - Untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor sekarang dan potensial, lenders dan kreditur lain dalam pengambilan keputusan dalam kapasitasnya penyedia modal.
Second Level
1. Karakteristik kualitatif
• IASB mengidentifikasi karakteristik kualitatif informasi akuntansi untuk membedakan informasi yang lebih baik (lebih berguna) dan lnformasi yang inferior (kurang bermanfaat) untuk keperluan pembuatan keputusan.
• Fundamental qualities:
a. Relevance:
> Predictive Value : membantu meramalkan hasil-hasil yang akan diperoleh di masa-masa yang akan datang.
> Confirmatory Value : membantu mengkonfirmasi kebenaran ekpektasi sebelumnya.
b. Faithful Representation:
> Completeness: menyajikan semua informasi yang penting untuk memenuhi kriteria penyajian secara wajar.
> Neutrality: informasi laporan keuangan tidak dibuat atas dasar kepentingan salah satu pihak.
> Free from error: informasi laporan keuangan bebas dari kesalahan.
• Enhancing qualities:
a. Comparability: Laporan keuangan harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan dari perusahaan lain yang sejenis atau dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau juga sering disebut dengan consistency
b. Verifiability: laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh akuntan-akuntan lain dengan metode-metode
yang sama, dapat diuji.
c. Timeliness: laporan keuangan disajikan secara tepat waktu yaitu sebelum keputusan akan dibuat.
d. Understandability: Harus dapat dipahami oleh orang-orang yang mengerti masalah akuntansi dan bisnis atau oleh orang-orang yang ingin mempelajari dan menganalisa informasi yang disajikan.
2. Unsur-unsur laporan keuangan
a. Assets: manfaat ekonomi masa datang
b. Liabilities: pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang
c. Equity and net assets: nilai sisa antara selisih assets dan liabilities
d. Revenues: aliran masuk atau perluasan assets
e. Expenses: aliran keluar atau penggunaan/penghabisan assets
Third Level
Recognition, measurement, and disclosure concept
• Asumsi Dasar
a. Economic entity: Perusahaan merupakan entitas ekonomi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan unit bisnis lainnya.
b. Going concern: Perusahaan dianggap sebagai entitas yang memiliki kelangsungan hidup yang berkelanjutan sehingga perencanaan atas pembuatan laporan keuangan masa kini dan yang akan datang dilaksanakan terus-menerus.
c. Monetary unit: uang adalah common denominator
d. Periodicity: Untuk tujuan laporan keuangan, sebuah entitas bisnis dibagi ke dalam periode-periode akuntansi.
e. Accrual basis of accounting: transaksi dicatat dalam periode di mana peristiwa terjadi.
• Prinsip Dasar
a. Measurement
* Cost - penyajian secara wajar dari jumlah yang dibayarkan untuk barang yang diterima.
* Fair value - jumlah nilai dimana aset dapat ditukarkan antara pihak-pihak yang berpengetahuan dan bersedia dalam arm‘s length transaction.
*lASB telah mengambil langkah yang memberikan perusahaan pilihan untuk menggunakan nilai wajar sebagai dasar untuk pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan.
b. Revenue recognition
Pendapatan harus diakui apabila kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan pengukuran dapat dilakukan secara andal.
c. Expense recognition
Pengeluaran atau penggunaan aset atau menimbulkan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang dan / atau memberikan jasa.
d. Full disclosure
Memberikan informasi yang penting dalam jumlah cukup yang dapat mempengaruhi penilaian dan keputusan dari pengguna informasi.
• Constraint
a. Biaya: biaya dan penyediaan mformasi harus mempertimbangkan manfaat yang dapat ditimbulkan dari menggunakannya.
b. Materialitas: suatu item dianggap material jika dimasukkannya atau kelalaian memasukkannya akan mempengaruhi atau mengubah penilaian dari orang yang menggunakanny
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
Investasi adalah pengaitan
sumber –sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan
datang. Dalam penggantian atau penambahan kapasitas pabrik misalnya, dana yang
sudah ditanamkan akan terikat dalam jangka waktu yang panjang, sehingga
perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam
waktu satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yang lama.
Jenis jenis investasi
1.investasi yang tidak
menghasilkan laba
2.investasi yang tidak dapat
diukur labanya
3.investasi dalam penggantian
equipment
4.investasi dalam perluasan
usaha
INFORMASI
AKUNTANSI MANAJEMEN
Dalam
pengambilan keputusan investasi tertentu, misalnya dalam penggantian aktiva
tetap yang didasarkan pada pertimbangan penghematan biaya, manajemen memerlukan
informasi akuntansi manajemen yang berupa aktiva differensial dan biaya
differensial. Informasi akuntansi differensial memberikan ukuran berapa jumlah
dana tambahan yang akan ditanamkan dalam penggantian aktiva tetap tertentu,
sedangkan biaya differensial memberikan ukuran penghematan biaya yang diperoleh
dengan adanya penggantian aktiva tetap yang direncanakan tersebut. Informasi aktiva differensial memberikan
ukuran berapa jumlah dana tambahan yang akan ditanamkan dalam penggantian
aktiva tetap tertentu, sedangkan pendapatan differensial dan biaya differensial
memberikan ukuran kenaikan produktivitas yang diperoleh dengan adanya
penggantian aktiva tetap yang direncanakan tersebut.
Dalam prinsip
akuntansi yang berterima umum, biaya bunga modal sendiri tidak boleh
diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya
bunga modal sendiri justru harus dipertimbangkan.
Biaya modal
berbeda dengan kembalian investasi. Kembalian investasi terdiri dari bunga dan
laba . bunga merupakan biaya uang (cost of money) sedangkan kembalian investasi
menunjukkan hasil yang diperoleh karena resiko dan ketidakpastian yang
ditanggung oleh investor. Biaya modal merupakan kriteria penerimaan minimum
modal yang ditanamkan untuk menghasilkan laba. Perusahaan harus paling tidak
dapat menutup biaya uang sebelum memperoleh laba dari investasi.
Dibawah ini
adalah contoh perhitungan biaya differensial dalam keputusan investasi
penggantian mesin.
Manajemen
puncak PT X mempertimbangkan akan
mengganti salah satu mesin, dengan mesin baru. Perbandingan biaya operasi mesin
lama dengan biaya operasi mesin baru per tahun dan perhitungan biaya
differensial, serta kenaikan produktivitas dengan penggunaan mesin baru.
Mesin lama
|
Mesin baru
|
Biaya differensial tunai
|
Pendapatan
differensial
|
Informasi akuntansi differensial
|
|
|
|
||||
Biaya bahan bakar
|
Rp. 1.000
|
Rp.750
|
Rp.250
|
|
|
Biaya tenaga kerja
|
1.200
|
800
|
400
|
|
|
Biaya pemeliharaan
|
750
|
400
|
350
|
|
|
Total biaya operasi
|
2.950
|
1.950
|
1.000
|
|
Rp.1.000
|
Pendapatan
|
5.500
|
6.000
|
|
500
|
500
|
total
|
|
|
|
|
|
Dari gambar
diatas, perhitungan biaya differensial tunai tidak mempertimbangkan perbedaan
biaya depresiasi mesin lama dengan biaya depresiasi mesin baru, karena biaya
tersebut bukan merupakan biaya keluar dari saku. Perbedaan biaya tersebut tidak
merupakan unsure biaya differensial yang harus dipertimbangkan dalam keputusan
investasi, namun diperhitungkan ke dalam arus kas masuk sebagai dampak pajak
(tambahan atau pengurangan pajak penghasilan yang harus dibayar oleh perusahaan
) sebagai akibat perbedaan biaya depresiasi.
Jika misalnya
harga beli dan biaya pemasangan mesin baru tersebut berjumlah Rp.10.000.000 dan
diperkirakan berumur ekonomis 4 tahun, maka yang harus dipertimbangkan oleh
manajemen puncak dalam pengambilan keputusan investasi penggantian mesin tsb
adalah :
a. Apakah penghematan biaya tunai dan tambahan pendapatan sebesar Rp,
1.500.000per tahun selama umur ekonomis mesin baru tsb cukup memadai jika
dibandingkan dengan investasi yang akan dilakukan sebesar Rp.10.000.000 ?
jawaban ini diperoleh dengan menggunakan average return on investment method,
present value method, atau discounted cash flows method.
b. Apakah investasi sebesar Rp.10.000.000 tsb akan dapat kembali dalam
waktu yg diinginkan, jika penghematan biaya tunai dan pendapatan differensial
dari investasi per tahun sebesar Rp. 1.500.000? jawaban ini diperoleh dengan
menggunakan pay back period method.
PAJAK PENGHASILAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI
Jika suatu
usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau
tambahan pendapatan, maka disisi lain biaya differensial (penghematan biaya)
atau pendapatan differensial (tambahan pendapatan) ini akan mengakibatkan
tambahan laba differensial, yang akan mengakibatkan tambahan pajak penghasilan
yang akan akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena nya, dalam memperhitungkan
arus kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau
pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya, atau
tambhan pendapatan tsb.
KRITERIA
PENILAIAN INVESTASI
Dalam pemilihan
usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi differensial sebagai
salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Investasi dipilih
manajemen berdasarkan model pengambilan keputusan yang mendasarkan pada jangka
waktu pengambilan investasi atau kemampuan investasi dalam menghasilkan laba.
Dalam keputusan
penambahan aktiva tetap, informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan
adalh aktiva differensial, yang merupakan tambahan besarnya investasi yang
dilakukan dalam aktiva tetap yang baru, dan pendapatan differensial yang berupa
tambahan pendapatan yang dihasilkan dengan adanya tambahan aktiva tetap
tersebut , serta biaya differensial yang berupa tambahan biaya yang akan
dikeluarkan dalam mengoperasikan aktiva tersebut. Selisih antara pendapatan differensial dengan
biaya differensial serta dampak pajak penghasilan sebagai akibat dari adanya
pendapatan differensial dan biaya differensial selama umur ekonomis aktiva
tetap tersebut kemudian dibandingkan dengan aktiva differensial untuk
mempertimbangkan jangka waktu pengembalian investasi atau menguntungkan
tidaknya tambahan aktiva tetap tersebut.
Ada
beberapa metode untuk menentukan perlu
atau tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternative
investasi. 4 metode antara lain :
1. Pay Back
2. Average return on investment
3. Present value
4. Discounted cash flows
Pay Back Method
Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain
seperti : payoff method dan payout method.
Dalam payback method ini, factor yang menentukan penerimaan atau
penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan
investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang
diinginkan oleh manajemen, jumlah kas masuk bersih rata-rata per tahun atau
biaay differensial tunai yang berupa penghematan tunai (cash savings) per tahun
yang diperoleh dari investasi, dapat menutupi investasi yang direncanakan.
Rumus
perhitungan nya dapat dibagi menjadi 2 kelompok ;
1. Rumus perhitungan pay back period yang belum memperhitungkan unsur
pajak penghasilan
Jika pajak penghasilan belum diperhitungkan dalam
penentuan pay back period, dalam investasi untuk perluasan usaha, pay back
period dihitung dengan rumus sbb :
Pay back period
(dalam setahun) = investasi
Laba
tunai rata rata per tahun
Dalam
rumus perhitungan pay back period
tersebut, pembilang yang berupa investasi merupakan kativa differensial yang
direncanankan dalam usulan investasi perluasan usaha, dan penyebut yang berupa
laba tunai merupakan pendapatan differensial dikurangi dengan biaya
differensial tunai.
2.Rumus perhitungan
pay back period yang memperhitungkan unsur pajak penghasilan
Rumus nya
adalah sbb :
Pay back period (dalam tahun) = investasi
Kas masuk bersih
Dalam perhitungan pay back period pada gambar 6.6
terdapat dua unsur yang diperhitungkan:
- Pengeluaran kas bersih (nett cash outlays)
- Penghematan tunai (cash saving)
Pengeluaran kas bersih (nett cash outlays). Dalam
investasi tersebut diatas, pada saat penggantian, disatu pihak perusahaan akan
memperoleh aktiva diferensial dengan pengeluaran uang untuk membeli truk
barusebesar Rp.5.000.000, namun dilain pihak akan terdapat biaya kesempatan
(opportunity cost) karena perusahaan
akan menerima uang hasil penjualan truk lama Rp. 700.000 dan penghematan
pajak sebesar Rp.105.000 sebagai akibat terjadinya kerugian dalam penjualan
truk lama. Menurut undang-undng Pajak Penghasilan, kerugian akibat penjualan
aktiva tetap dapat diperhitungkan dalam penentuan laba kena pajak jika memenuhi
syarat-syarat tertentu. Jika tarif pajak penghasilan dikenakan terhadap
perusahan tersebut sebesar 35% dari laba kena pajak, maka berarti penghematan
pajak dalam investasi penggantian truk tersebut adalah sebesar Rp.105.000 (35%
* Rp.300.000).
Aktiva
diferensial (harga beli truk baru)
Rp.5.000.000
Biaya
kesempatan (opportunity cost)
Hasil penjualan truk lama
Rp.700.000
Penghematan pajak atas kerugian
penjualan truk lama:35% * Rp.300.000
Rp.105.000
Rp.805.000
pengeluaran kas bersih (nett cash
outlay)Rp.4.195.000
Biaya
diferensial tunai (penghematan tunai) per tahun
Penghematan biaya operasi tunai truk per
tahun Rp.3.200.000
Kenaikan
pajak penghasilan
Kenaikan pajak (tax loss) karena adanya
penghematan biaya
operasi truk = 35%* Rp.3.200.000 Rp.1.120.000
Penghematan pajak (tax saving) karena kenaikan
biaya depresiasi
truk per tahun: 35%* Rp.1.000.000 Rp.350.000
Jumlah
kenaikan pajak per tahun
Rp.770.000
Biaya diferensial tunai dan pajak
(penghematan tunai atau cash saving)
pertahun
Rp.2.430.000
Pay back period (4.195.000/2.430.000) 1,7
tahun
Gambar 6.6 perhitungan pay back period dalam
investasi penggantian ekipmen dengan memperhitungkan pajak penghasilan
Penghematan tunai (cash saving). Biaya diferensial
yang berupa penghematan tunai yang diperoleh perusahaan yang diperoleh
perusahaan setiap tahun dari operasi truk baru tersebut adalah sebesar
Rp.3.200.000. tapi dengan adanya penghematan biaya ini, dalam tahun-tahun
berikutnya sejak penggantian truk karena adanya kenaikan biaya depresiasi dianggap
bahwa sisa umur truk lama sama dengan umur ekonomis truk baru, dan nilai buku
truk baru sama dengan nol. Kenaikan biaya depresiasi pada tahun-tahun setelah
penggantian disajikan pada gambar 6.7
Saat penggantian: Biaya depresiasi truk baru
1.250.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
1.250.000
|
Tahun 1
|
Tahun 2
|
Tahun 3
|
Tahun 4
|
Nilai buku truk lama Rp.1.000.000: biaya
depresiasi truk lama seandainya truk lama masih dipakai
250.000
|
250.000
|
250.000
|
250.000
|
Tahun 1
|
Tahun 2
|
Tahun 3
|
Tahun 4
|
Turunnyan laba kena pajak: Biaya depresiasi truk
prtahun menjadi lebih tinggi Rp.1 juta dan akibatnya laba pajak lebih rendah
dalam jumlah yang sama
1.000.000
|
1.000.000
|
1.000.000
|
1.000.000
|
Tahun 1
|
Tahun 2
|
Tahun 3
|
Tahun 4
|
Gambar 6.7 dampak biaya terhadap laba kena pajak
Laba kena pajak per tahun sejak saat penggantian
disatu pihak akan lebih rendah Rp.1.000.000 (karena biaya depresiasi yang
tinggi). Namun dia lain pihak laba akan lebih tinggi Rp.3.200.000 per tahun
karena adanya penghematan biaya operasi tunai truk. Oleh karena itu ditinjau
dari segi pajak penghasilan, terdapat penghematan pajak nsebesar Rp.350.000 per
tahun (35% * 1.000.000), tapi dilain pihak perusahaan mengalami kenaikan pajak
pennghasilan sebesar Rp.1.120.000 (35% * 3.200.000) akibat adanya penghematan
biaya operasi tunai dengan menggunakan truk baru.
Kebaikan
pay back method
- Untuk investasi yang besar resikonya dan
sulit untuk diperkirakan, maka tes dengan metode ini dapat mengetahui
jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
- Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua
proyek investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama,
sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling
cepat.
- Metode ini merupakan alat yang sederhana
yntuk memilih unsur-unsur investasi sebelum meningkat ke penilaian lebih
lanjut dengan mempertimbangkan kemampuan investasi untuk menghasilkan laba
seperti dalam present value method dan discounted cash flow method.
Kelemahan
pay back method
- Metode ini tidak memperhitungkan nilai waktu
uang. Karena adanya perubahan tenaga beli uang, maka nilai uang yang
diterima sekarang akan lebih berharga bila dibandingkan dengan jika uang
tersebut diterima setahun kemudian. Uang yang diterima sekarang juga lebih
berharga jika dibandingkan dengan uang yang akan diterima setahun lagi,
karena adanya kesempatan untuk memutarkan uang tersebut untuk memperoleh
kembalian (return) dalam usaha bisnis.
- Tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya
setelah investasi pokok kembali. Bagaimanapun juga arus kas sesudah pay back
period merrupakan faktor yang
menentukan dalam menghitung kemampuan suatu investasi untuk menghasikan
laba. Metrode ini tidak mempertimbangkan laba dalam pengembalian investasi
pokok. Jadi suatu proyek investasi yang dinilai tidak memenuhi syarat menurut
metode ini belum tentu tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba.
Metode rata-rata kembalian investasi(average return on investment method
atau unadjusted of return method)
Metode ini sering disebut accounting
method atau financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan
angka laba akuntansi (accounting profit). Rumus perhitungan rata-rata kembalian
investasi (average return of investment) adalah:
Rata-rata kembalian investasi = laba
sebelum pajak
Rata-rata investasi
Laba sesudah pajak sama dengan laba
tunai (cash profit) dikurangi dengan biaya depresiasi (capital recovery). Oleh
karena itu rumus perhitungan tarif kembalian investasi (rate of return on
investment) adalah:
Tarif kembalian investasi = rata-rata
kembalian kas tahunan-penutupan investasi
Rata-rata investasi
Dalam rumus-rumus tersebut diatas, dipakai
investasi rata-rata (average capital investment) sebagai penyebut. Ada kalanya
tarif kembalian investasi dihitung dengan rumus yang memekai investasi
mula-mula (initial capital investment) sebagai penyebut.
Contoh 7
Suatu proyek investasi memerlukan investasi
mula-mula Rp.10.000.000. umur ekonomis proyek diperkirakan 10 tahun tanpa nilai
residu pada akhir tahun kesepuluh. Diperkirakan setiap tahun akan dapat
diperoleh kas masuk (cash inflows) rata-rata sebesar Rp.4.000.000 sedangkan kas
keluar (cash outflows), termasuk pajak, rata-rata sebesar Rp.2.500.000.
tarif kembalian investasi = (4.000.000 –
2.500.000) – (10.000.000/10)
10.000.000
= 5 %
jika dalam rumus tarif kembalian investasi
tersebut diatas dipakai investasi rata-rata (average capital investment)
sebagai penyebut, maka ada dua macam cara penghitungan rata-rata yang dapat
ditempuh:
- Investasi mula-mula ditambah investasi pada
akhir tahun ke 10 dibagi dua:
tarif kembalian investasi = (4.000.000 – 2.500.000) – (10.000.000/10)
(10.000.000 + 0/2)
=10%
- Diperhitungkan investasi rata-rata setiap
tahun dan jumlah investasi rata-rata setiap tahun kemudian dibagi dengan
umur ekonomis proyek.
Contoh perhitungan investasi
rata-rata adalah sebagai berikut:
Investasi rata-rata pada tahun ke-1:
Investasi
mula-mula
Rp.10.000.000
Investasi
pada akhir tahun ke-1
9.000.000
= (10.000.000 –
9.000.000)/2
rata-rata
investasi pada tahun ke-1
9.500.000
= (10.000.000 – 9.000.000)/2
investasi rata-rata pada tahun ke-2:
investasi
awal tahun ke-2
Rp.9.500.000
investasi
pada akhir tahun ke-2
8.500.000
= Rp.9.500000-1.000.000
rata-rata
investasi pada yahun ke -2
9.000.000
= (9.500.000 + 8.500.000) / 2
investasi rata-rata pada tahun ke-3:
investasi
awal tahun ke-3
Rp.8.500.000
investasi
pada akhir tahun ke-3
7.500.000
= Rp.8.500.000 –
1.000.000
rata-rata investasi pada tahun
ke-3
8.000.000
= (8.500.000 +
7.500.000) / 2
perhitungan investasi rata-rata selama umur
ekonomis proyek dapat dilihat pada gambar 6.8
tahun
|
Saldo investasi pada awal tahun (1.000)
|
Capital recovery (biaya depresiasi) (1.000)
|
Saldo investasi pada akhir tahun (1.000)
|
Investasi rata-rata pada tahun (1.000)
|
1
|
10.000
|
1.000
|
9.000
|
9.500
|
2
|
9.000
|
1.000
|
8.000
|
8.500
|
3
|
8.000
|
1.000
|
7.000
|
7.500
|
4
|
7.000
|
1.000
|
6.000
|
6.500
|
5
|
6.000
|
1.000
|
5.000
|
5.500
|
6
|
5.000
|
1.000
|
4.000
|
4.500
|
7
|
4.000
|
1.000
|
3.000
|
3.500
|
8
|
3.000
|
1.000
|
2.000
|
2.500
|
9
|
2.000
|
1.000
|
1.000
|
1.500
|
10
|
1.000
|
1.000
|
0
|
500
|
jumlah investasi rata-rata pertahun
|
50.000
|
Tarif kembalian investasi = (4.000.000 –
2.500.000) – (10.000 / 10)
50.000.000
/ 10
= 10%
kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan
metode ini adalah sebagai berikut:
suatu investasi akan diterima jiaka tarif
kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh
manajemen puncak perusahaan..
jika pengambil keputusan belum memiliki batasan
tarif kembalian investasi , maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih
adalah yang memberikan tingkat kembalian yang besar.
Kebaikan
metode rata-rata kembalian investasi
Metode ini telah memperhitungkan arus kas selama
umur proyek investasi.
Kelemahan
metode rata-rata kembalian investasi
- Tidak memperhitungkan nilai waktu uang
- Dipengaruhi oleh penggunaan metode
depresiasi.
- Tidak dapat diterapkan jika investasi
dilakukan dalam beberapa tahap
Present
value method
Dalam keputusan penggantianaktiva tetap yang
didasarkan pada pertimbangan penghematan biaya, informasi akuntansi manajemen
yang dipertimbangkan adalah biaya diferensial tunai, yang merupakan penghematan
biaya operasi tunai di masa yang akan datang sebagai akibat penggantian aktiva
tetap tersebut. Seperti tercantum dalam bab 3, perhitungan nilai tunai adalah
sebagai berikut:
NT = AK 1
(1+i)n
ket:
NT = nilai tunai
AK = arus kas
i = tarif
kembalian investasi
n = jangka
waktu
faktor 1/(1+i)n tercantum dalam suatu
daftar bunga yang dibuat untuk berbagai tarif kembaliam dan jangka waktu. Contoh daftar nilai tunai disajikan pada
gambar 6.9
n/p
|
1%
|
2%
|
4%
|
6%
|
8%
|
10%
|
1
|
0,990
|
0,980
|
0,962
|
0,943
|
0,926
|
0,909
|
2
|
0,980
|
0,961
|
0,925
|
0,980
|
0,857
|
0,826
|
3
|
0,971
|
0,942
|
0,889
|
0,840
|
0,794
|
0,751
|
4
|
0,961
|
0,924
|
0,855
|
0,792
|
0,735
|
0,683
|
5
|
0,951
|
0,906
|
0,822
|
0,747
|
0,681
|
0,621
|
Dst.
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 6.9 tabel nilai tunai Rp.1
Jadi uang Rp.1x yang akan diterima pada akhir
tahun ke-3 apabila dinilaitunaikan sekarang pada tarif kembalian 2% pertahun
akan menjadi bernilai Rp.1 / 1,0233 = Rp.1/ 1,061208 = Rp.0,942. atau secara
singkat nilai tunai Rp.1 yang akan diterima pada akhir tahun ketiga adalah Rp.1
* 0,942 =Rp.0,942.
Jika
jumlah kas masuk bersih yang akan diterima dari proyek investasi tiap tahunnya
sama, maka jumlah nilai tunai kas masuk bersih tampak pada gambar 6.10
Jumlah nilai kas masuk bersih selama tiga tahun
tersebut adalah:
NT = y 1
+ y 1 +
y 1
(1+i) (1+i)2 (1+i)3
NT = (1 +
1 + 1)
(1+i) (1+i)2 (1+i)3
hasil penjumlahan
1 + 1 +
1
(1+i) (1+i)2 (1+i)3+............1
(1+i)n
contoh 8
tuan A merencanakan akan menginvestasikan uangnya
dalam pembelian mobil penumpang seharga Rp.95.000.000. kendaraan tersebut
diperkirakan berumur ekonomis 4 tahun dan pada akhir tahun keempat dianggap
tidak bernilai residu. Perhitungan laba per tahun yang diproyeksikan dari usaha
selama umur ekonomis tersebut disajikan dalam gambar 6.12
atas dasar arus kas masuk bersih setiap bulan yang
diperkirakan sebesar Rp.46.500.000 per tahun, maka pada tarif kembalian 10% per
tahun, jumlah nilai tunai kas masuk bersih tersebut disajikan pada gambar 6.13
Angka dalam rupiah
|
||||
|
|
Pendapatan, laba dan biaya akuntansi
|
|
Arus kas masuk dan keluar
|
Taksiran pendapatan
|
|
78.000
|
|
78.000
|
Taksiran biaya operasi:
|
|
|
|
|
Biaya bahan bakar
|
10.000
|
|
10.000
|
|
Biaya tenaga kerja
|
4.000
|
|
4.000
|
|
Biaya reparasi dan pemeliharaan
|
3.000
|
|
3.000
|
|
Biaya lain
|
2.250
|
|
2.250
|
|
Biaya depresiasi
|
23.750
|
|
|
|
Total biaya operasi
|
|
43.000
|
|
|
Total boaya tunai
|
|
|
|
19.250
|
Taksiran laba bersih sebelum pajak
|
|
35.000
|
|
|
Laba tunai
|
|
|
|
58.750
|
Pajak penghasilan 35%*35.000
|
|
12.250
|
|
12.250
|
Laba bersih setelah pajak penghasilan
|
|
22.750
|
|
|
|
|
|
|
|
Kas masuk bersih
|
|
|
|
46.500
|
|
|
|
|
|
Gambar
6.12
Tahun
|
Kas masuk bersih pertahun
|
Tarif kembalian
|
Nilai tunai kas masuk bersih tahunan
|
1
|
46.500.000
|
0,909
|
42.268.500
|
2
|
46.500.000
|
0,826
|
38.409.000
|
3
|
46.500.000
|
0,751
|
34.921.500
|
4
|
46.500.000
|
0,683
|
31.759.500
|
Jumlah nilai tunai kas masuk bersih
|
147.358.500
|
Gambar
6.13 nilai tunai kas masuk bersih
Catatan:
- Tarif kembalian yang tercantum dalam kolom 3
pada gambar 6.13 tersebut dari gambar 6.9
- Apabila kas masuk bersih pertahun jumlahnya
sama maka jumlah nilai tumai kas masuk bersih tiap tahun dapat dihitung
dengan menggunakan tabel 6.11
- Dari data dalam contoh 6, jumlah nilai kas
masuk bersih dari proyek tersebut
adalah 46.500.000 * 3,170 =
147.405.000
- Bila kas
masuk bersih setiap tahun tidak sama, perhitungan jumlah nilai
tunai kas masuk bersih harus dilakukan dengan tabel 6.9
Contoh 10
Perusahaan mempertimbangkan akan menggantikan sebuah mesinnya dengan
mesin baru yang lebih efisien. Harga pemerolehan mesin lama adalah sebesar Rp 8.800.000,
sisa umur ekonomis mesin lama diperkirakan 5 tahun. Saldo depresiasi
skumulasian mesin lama pada saat ini sebesar Rp 4.800.000. msin lama
diperkirakan dapat dijual sekarang dengan harga Rp 1.600.000, sedangkan jika
dijual lima
tahun lagi hanya sebesar Rp200.000. biaya operasi tunai (cash operating expenses) dengan menggunakan mesin lama adalah
sebesar Rp21.000.000 per tahun. Informasi yang berhubungan dengan mesin baru
adalah sebagai berikut:
Harga beli ditambah biaya pemasangan Rp 6.225.000
Umur ekonomis 5 tahun
Nilai residu Rp 3.000.000
Biaya operasi tunai per tahun Rp18.000.000
Contoh 11
Perusahaan memiliki sebuah ekuipmen. Direktur mempertimbangkan
keputusan tetap mempertimbangkan pemakaian ekupmen tersebut ataukah
menggantinya dengan yang baru. Apabila ekuipmen tersebut akan diganti dengan
yang baru, Direksi memiliki dua alternative pilihan merk ekuipmen lama. Data
yang terlah dikumpulkan dalam rangka pengambilan keputusan pemilihan investasi
adalah sebagai berikut:
Alternative I: Tetap
Memakai Ekuipmen Lama
Ekuipmen lama ini mampu menghasilkan produk sebanyak 10.000 unit
setahun, yang harga jualnya Rp 7,80 per unit. Biaya produksi dan pemasaran
adalah terdiri dari biaya tetap tunai (fixed
cash cost) Rp20.000 setahun dan biaya variabel Rp5 per unit produk. Apabila ekuipmen lama
ini dijual sekarang, harga jualnya adalah Rp20.000. sisa umur ekonomis ekuipmen
lama adalah 5 tahun. Pada akhir tahun ke-5 nanti, ekuipmen tersebut
diperkirakan masih dapat dijual dengan harga Rp3.500. Harga beli ekuipmen lama
adalah Rp28.000 sedangkan nilai bukunya pada saat ini adalah Rp24.000.
Alternative II:
Menggunakan Ekuipmen Baru Merk A
Dengan menggunakan ekuipmen merk A ini diperkirakan akan diperoleh
penghematan biaya. Biaya produksi dan pemasaran dengan ekuipmen merk A terdiri
dari biaa tetap tunai (fixwd cash cost)
sebesar Rp35.000 setahun, dengan biaya variabel sebesar Rp3 per unit produk.
Umur ekonomis ekuipmen A adalah 8 tahun. Harga beli dan biaya pemasangan
ekuipmen A adalah sebesar Rp28.800. Nilai residu pada akhir tahun ke-5 ditaksur
Rp5.000, sedangkan pada akhir tahun ke-8 ditaksir nilai residunya sama dengan
nol. Perusahaan akan memakai metode sum-of-the-year’s
digit dalam menghitung biaya depresiasi ekuipmen A ini.
Alternatif III:
menggunakan Ekuipmen Baru Merk B
Penghematan biaya dengan memakai ekuipmen B ini diperkirakan lebih
besar bila dibandingkan dengan ekuipmen merk A. Biaya tetap tunai diperkirakan
Rp45.000 setahun, dengan biaya variabek Rp2 per unit produk. Harga beli
ekuipmen B adalah Rp32.400. Harga jual ekuipmen B pada akhir tahun ke-5
diperkirakan Rp1.000. Ditaksir umur ekonomisnya 8 tahun, dengan nilai residu
pada akhir tahun ke-8 sama dengan nol. Metode depresiasi yang dipakai untuk
ekuipmen B adalah sum-of-the-year’s digit.
Untukk memilih satu di antara ketiga alternative tersebut diatas perlu dihitung
lebih dahulu arus kas masuk dan kas keluar dari masing-masing alternative
tersebut.
Penghitungan Arus Kas Masuk Bersih Alternative I
1. Jika perusahaan akan memilih tetap memakai ekuipmen lama, maka akan
terjadi biaya kesempatan sebagai berikut:
a. Kesempatan yang hilang untuk menerima penghasilan dari penjualan
ekuipmen lama sebesar Rp20.000.
b. Kesempatan yang hilang untuk memperoleh penghematan pajak akibat
adanya kerugian seandainya ekuipmen tersebut dijual.
Nilai buku ekuipmen lama Rp24.000
Nilai jual 20.000
Rugi Rp
4.000
Kerugian ini dapat diperhitungkan dalam penentuan laba kena pajak.
2. Kas Masuk Bersih
Kas masuk bersih = Pendapatan diferensial – Biaya diferensial tunai
– pajak*
Atau
KMB = PD – BDT – TP(PD – BDT – BDTT)
Catatan:
PD = Pendapatan
diferensial
BTD = Biaya diferensial
tunai
TP = Tarif Pajak
BDTT = Biaya diferensial Tidak
Tunai (non-cash diferencial expense
penses, misalnya biaya depresiasi)
KMB = PD – BDT – TP(PD –
BDT – BDTT)
= (PD – BDT) –
TP(PD – BDT + TP(BDTT)
= (1 – TP) (PD – BDT) – TP(BDTT)
Rumus:
Kas masuk bersih = (1 – Tarif Pajak) (Pendapatan Diferensial – Biaya
Diferensial Tunai) + (Tarif Pajak)(Biaya Diferensial tidak Tunai)
Dari data alternative I diketahui bahwa:
Pendapatan Diferensial:
Pendapatan penjualan = 10.000 x Rp7,8 Rp78.000
Biaya Diferensial:
Biaya-biaya produksi & pemasaran:
Biaya tetap Rp20.000
Biaya variabel 10.000 x Rp5 50.000
Rp70.000
Pendapatan Diferensial-Biaya Tunai (PD – BDT) Rp
8.000
Biaya depresiasi = per tahun
Sehingga perhitungan kas masuk bersih alternative I adalah sebagai
berikut:
KMB = (1 - 35%)(78.000 –
70.000) + 35%(4.100)
= 5.200 + 1.435
= 6.635
Laba tunai (Rp78.000 – Rp70.000) Rp8.000
Kerugian pajak atas laba tunai 35% x Rp8.000 2.800
Laba tunai setelah pajak Rp5.200
Penghematan pajak atas biaya depresiasi 35% x Rp4.100 1.435
Kas masuk bersih
alternative I Rp6.635
Perhitungan Arus
Kas Alternatif II
1. Biaya produksi dan penjualan 10.000 unit produk dengan memakai
ekuipmen A adalah:
Biaya tetap tunai Rp35.000
Biaya variabel 10.000
x Rp3 30.000
Rp65.000
Pendapatan 10.000 x Rp7,8 78.000
Pendapatan diferensial – biaya diferensial tunai (PD – BDT) Rp13.000
2. Biaya depresiasi ekuipmen baru:
Rumus metode sum-of-the-year’s
digit
Dt = Depresiasi pada tahun
ke-t
u = Umur ekonomis
t = Tahun ke-t
H = kos aktiva tetap
NR = Nilai Residu
Jadi biaya deprensial ekuipmen A adalah sebagai berikut:
Setelah tahun ke-5, nilai ekuipmen A sebesar Rp28.800 – Rp24.000 =
Rp4.800. Jadi apabila pada tahun ke-5 dijual, maka akan diperoleh laba
penjualan aktiva tetap sebesar Rp200 (Rp5.000 – Rp4.800) dan ditambahkan pada
laba kena pajak. Jika kas masuk dank as keluar alternative II ini dibandingkan
akan tampak pada Gambar berikut:
Perhitungan Arus Kas Alternatif III
1. Biaya produksi dan pemasaran dengan menggunakan ekuipmen B adalah
sebagai berikut:
Biaya tetap Rp45.000
Biaya variabel 10.000
x Rp2 20.000
Biaya diferensial Rp65.000
Pendapatan
diferensial 78.000
Pendapatan
diferensial – biaya diferensial tunai (PD – BDT) Rp13.000
2. Biaya depresiasi ekuipmen B dihitung sebagai berikut:
3. Perhitungan rugi potensial dari penjualan ekuipmen B pada akhir
tahun ke-5 adalah sebagai berikut:
Akumulasi depresiasi
sampai dengan akhir tahun ke-5 27.000
Nilai buku Rp 5.400
Niali jual pada akhir tahun ke-5 1.000
Rugi yang dapat
diperhitungkan dalam penentuan
Laba kena pajak Rp
4.400
Apakah perusahaan tetap menggunakan ekuipmen lama ataukah harus
menggantinya dngan ekuipmen yang baru”, maka dasar pengambilan keputusannya
adalah:
1. Membandingkan nilai tunai bersih arus kas apabila ekuipmen lama
tetap dipakai dengan nilai tunai bersih arus kas ekuipmen A yang baru.
2. Menggunakan incremental
approach: yaitu menghitung selisih arus kas alternative I dan alternative
II, kemudian selisih tersebut dihitung jumlah nilai nya.
Kebaikan Present Value Method
1. Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang.
2. Dalam present value method semua
arus kas selama umur proyek investasi diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan investasi.
Kelemahan Present Value Method
1. Membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tarif kembalian
investasi.
2. Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama jumlah
investasi yang ditanamkan di dalamna, nilai tunai arus kas bersih dalam rupiah
tidak dapat dipakai sebagai pedoman.
Discounted Cash Flows Method
. Perbedaannya denagn present value adalah dalam present value method tarif kembalian (rate of return) sudah ditentukan lebih
dahulu sebagai tarif kembalian, sedangkan dalam discounted cash flows method justru tarif kembalian ini yang
dihitung sebagai dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi.
Dalam present
value method, suatu rencana investasi akan diterima jika arus kas dari
investasi diilai tunaikan pada terif kembalian terntu akan menghasilkan jumlah
yang lebih besar dari investasi mula-mula dilakukan.
Contoh 12
Investasi direncanakan sebesar Rp4.600.000. Pendapatan diferensial
dari investasi diperkirakan Rp17.000.000 per tahun dan biaya diferensial tunai
dan pajak penghasilan atas biaya diferensial tidak tunai Rp15.200.000 per tahun
(kas masuk bersih per tahun diperkirakan sebesar Rp1.800.000). Umur ekonomis ivestasi
diperkirakan 4 tahun.
Persoalannya di sini adalah pada tariff kembalian berapa kas masuk
bersih per tahun sebesar Rp1.800.000 tersebut harus dinilaitunaikan agar jumlah
nilai tunainya sama dengan besarnya investasi (Rp4.600.000). Jika digambarkan dalam
garis waktu, masalah tersebut di atas akan tampak pada Gambar berikut:
Persamaaan
= 2,556
Dari persamaan ini. Tariff kembalian dapat dicari
dengan menggunakan table nilai tunai Rp1 yang diterima setiap tahun selama n
tahun. Dari table tersebut pada baris n = 1 dicari angka-angka dalam
kolom-kolom yang mendekati 2,556 adalah angka 2,589. Ternyata bahwa angka yang
mendekati 2,556 adalah angka 2,589 (pada n = 4, p = 20%) dan angka 2,494 (pada
n = 4, p = 22%).
Dengan cara interpolasi pada Gmbar berikut dapat diketahui tariff
kembalian investasi.
Selisih nilai tunai sebesar Rp171.000 (Rp4.660.000 –
Rp4.489.200) disebabkan perbedaan tariff kembalian sebesar 2% (22% - 20%). Jadi
apabila selisih nilai tunainya Rp60.200 (Rp4.660.200 – Rp4.600.000), maka
selisih tariff kembalian adalah sebesar 0,70% [(Rp60.200 : Rp171.000) x 2%].
Jadi tariff kembalian adalah sebesar 20,7% yaitu 20% + 0,7%. Tariff kembalian
investasi sebesar Rp4.600.000 tersebut salam Cotoh 10 adalah sebesar 20,7% per
tahun sehingga jika investor menghendaki tariff kembalia 10%, investasi
tersebut secara ekonomis layak untuk diterima, kerena tariff kembalian
investasi tersebut diperkirakan lebih besar dari tariff kembalian yang
dikehendaki.
Bukti bahwa pada tariff kembalian 20,7% tersebut
investasi dapat menghasilkan kembalian (return)
dan menutup kembali investasi sebesar Rp4.600.000 dalam jangka waktu 4 tahun
disajikan pada gambar berikut:
Jika arus kas masuk bersih setiap tahun tidak sama,
maka tariff kembalian harus dihitung dengan metode coba-coba (trial and error) dengan menggunakan
table lampiran 1.
Subscribe to:
Posts (Atom)
About Me
- Farah makis
- palembang, sumatera, Indonesia
- saya kelahiiran palembang 4 maret 1991 ..saat ini tengah menempuh pendidikan di Politeknik Neg.Sriwijaya Palembang Jurusan Akuntansi,,semester Akhir.. saya anak satu satunya dari keluarga saya :) tapi saya berusaha untuk tidak manja, dan sya pun nggk pernah d manja2in ortu , harus bisa mandirii,dari SD pun saya udh pergi sekolah sendiri, hingga sekarang pun bawa kendaraan sendiri. hhehe